Jumat, 01 Oktober 2010

Artikel Anak

Namanya Masjid Syarief Abdurrahman. Masjid yang terletak di tepi Sungai Kapuas Kecil ini merupakan masjid tertua di Pontianak.



Masjid Tertua
Masjid ini didirikan oleh Syarief Abdurrahman Alkadrie pada tahun 1771. Syarief Abdurrahamn adalah putra Al-habib Husein dari Kota Mempawah. Setelah ayahnya meninggal, Syarief Abdurrahman meninggalkan Mempawah dengan tujuan menyebarkan agama Islam. Bersama anak buahnya, beliau menyusuri Sungai Kapuas dengan perahu ke arah hulu.
Setelah meyusuri sungai, akhirnya rombongan memilih tinggal di daerah persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas. Di situlah rombongan mendirikan pemukiman baru dan mendirikan sebuah masjid. Bangunan masjid mengguanakan kayu ulin. Waktu itu, kayu ulin masih banyak di sana.
Pemukiman baru tersebut, lalu menjadi kerajaan baru, Pontianak. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Sultan Syarief Abdurrahman. Setelah Sultan Syarief Abdurrahman wafat, pembangunan masjid dilanjutkan putranya, Sultan Syarief Usman. Untuk menghormati ayahnya sebagai penyebar agama islam di Pontianak, masjid tersebut diberi nama Masjid Syarief Abdurrahman.







Keraton Kadriah
Tak jauh dari masjid, terdapat istana sultan yang dikenal dengan sebutan Keraton Kadriah. Di Keraton Kadriah ini, teman-teman bisa melihat beberapa  peninggalan sultan. Ada singgasana, kamar raja, juga barang-barang milik sultan, seperti pakaian, keris, meja giok, dan meriam.
Peninggalan yang cukup unik adalah kaca seribu. Apa uniknya? Mm, kalau kita berkaca di depannya, bayangan kita akan terlihat banyaaak sekali.
     Untuk menuju ke sana, kita bisa menggunakan jasa penyeberangan perahu dari Pelabuhan Seng Hie. Cukup membayar Rp 1.000,00 saja. Lewat jalan raya, bisa juga. Dari pusat kota hanya sekitar 15 menit.
Masjid Syarief Abdurrahman dan Keraton Kadriah merupakan peninggalan sejarah Pontianak. Masjid dan keraton yang menjadi bukti kejayaan Kerajaan Pontianak itu, sampai kini masih berdiri kokoh.




(Yanti/SW)